Sistem Macan Tutul Membawa OS Apple Ke Tahap Baru

Sistem Macan Tutul
Membawa Sistem Operasi Apple ke Tahap Baru

René L Pattiradjawane

Bagi pengguna komputer awam, sistem operasi yang menjalankan dan mengendalikan komputer menjadi tidak penting. Selama ini orang hanya mengenal Windows sebagai satu-satunya sistem operasi komputer dan tidak ingin beranjak untuk menggunakan sistem lain yang tersedia.

Selama ini banyak sekali sistem operasi yang diperkenalkan kepada para pengguna awam, bukan saja untuk keperluan penggunaan komputer, tetapi juga pada telepon seluler, perangkat yang menjadi semakin cerdas dan alat yang menjadi andalan siapa saja. Bahkan, dengan semakin maraknya fenomena jejaring sosial, sistem kendali komputer pun menjadi semakin luas, termasuk pengenalan sistem operasi baru yang dikembangkan Google, mesin pencari digital terbesar di dunia, yang memperkenalkan Android yang berbasis Linux.

Anehnya, sistem operasi yang beredar di dunia ini pun dianggap seperti "agama" seperti halnya pencandu bola memihak suatu kesebelasan tertentu. Dan masing-masing "penganut sistem operasi" menganggap yang satu lebih baik dari yang lain, dan saling mengejek, mencaci, dan sebagainya. Ini adalah kenyataan yang ada di sekitar kita.

Kita pun masih ingat ketika Steve Jobs dari Apple mengumumkan perubahan platform menggunakan arsitektur x86 pada bulan Juni 2005, kita pun mulai menyadari bahwa kemajuan teknologi komunikasi informasi jelas memiliki nuansa kolaborasi yang dalam dan luas. Bahkan, Jobs yang bertahun-tahun berkhotbah arsitektur x86 berbasis prosesor buatan Intel Inc bekerja sangat lamban tidak bisa menghindar untuk meninggalkan prosesor PowerPC yang dirancang IBM dan Motorola.

Untuk melindungi margin keuntungan, Jobs menggunakan cip pengamanan pada komputer buatannya sehingga sistem operasi Mac OS 10 yang dikembangkannya hanya bisa digunakan pada komputer merek Apple. Namun, selama dua tahun terakhir, komputer Apple sudah bisa menggunakan sistem operasi Windows buatan Microsoft, memperluas kemungkinan penggunanya memanfaatkan beberapa aplikasi yang tidak dimiliki masing-masing.

Melindungi data

Banyak yang tidak menyadari, ketika Apple meluncurkan sistem operasi yang baru Mac OS 10.5 dengan nama sandi Leopard akhir Oktober lalu, sistem operasi terbaru ini jauh lebih murah ketimbang Windows Vista buatan Microsoft yang memiliki setidaknya lima macam harga. Dijual dengan harga sekitar Rp 2 juta untuk digunakan keluarga dengan lima komputer, sistem operasi ini memiliki fitur yang setara dengan Windows Vista.

Keunggulan yang ditawarkan sistem operasi Macan Tutul buatan Apple ini adalah keamanan. Semua orang mengetahui bahwa sistem operasi Windows memerlukan sistem pengamanan yang lebih baik. Sistem operasi Mac OS 10 lebih aman dan selama ini tidak pernah ada laporan bobolnya sistem pengamanannya.

Atau, para penulis program virus merasa tidak perlu membuat program virus karena pasar sistem operasi Mac OS 10 yang hanya 8 persen terlalu kecil untuk memberikan dampak yang masif. Ini antara lain yang menyebabkan selama bertahun-tahun tidak pernah ada laporan tentang virus atau spyware yang menyerang sistem operasi Mac OS 10.

Sistem operasi Leopard ini memiliki 300 fitur baru, berbeda dengan sistem operasi sebelumnya Mac OS 10.4. Dari sekian banyak fitur yang diandalkan adalah Time Machine, sebuah aplikasi untuk melakukan pencadangan pada keseluruhan sistem komputer (back up).

Sistem back up ini sebenarnya ada juga pada sistem operasi lain, tetapi tidak banyak orang yang menggunakannya. Berbeda dengan Windows Vista yang memiliki Windows Backup and Restore Center, Time Machine melakukan penggandaan atas semuanya, mulai dari aplikasi, setting, file, foto, bahkan sistem operasinya sendiri.

Karena harga hard disk sekarang menjadi murah dan terjangkau, fitur Time Machine ini menjadi menarik karena semua pekerjaan back up dilakukan tanpa penggunanya harus melakukan apa pun. Ketika terjadi kerusakan pada sistem utama, Time Machine secara otomatis akan memulihkan dengan sekali klik saja. Pemakaiannya pun dilakukan dengan satu klik.

Mudah mengintip


Fitur lain yang menarik pada Mac OS 10.5 adalah Quick Look. Fitur ini memungkinkan penggunanya melihat isi dokumen pada ukuran yang sebenarnya tanpa harus membuka program yang membuat dokumen tersebut. Kehadiran akses kecepatan tinggi broadband menyebabkan banyak pengguna internet condong untuk mengumpulkan berbagai informasi.

Akibatnya, ribuan informasi dalam komputer menjadi terlalu sulit diketahui satu per satu apa saja isinya. Dengan Quick Look yang diaktifkan dengan menekan tombol space bar pada papan ketik, berbagai dokumen ini bisa diintip apa isinya.

Yang menyenangkan dari Quick Look ini, hampir semua format dokumen bisa diintip seperti Word, Excel, Power Point, PDF, HTML, iWork, teks, foto, musik, video, dan sebagainya. Fitur ini memudahkan penggunanya mengakses dokumen-dokumen yang jumlahnya ribuan dalam sekejap, membantu memudahkan pekerjaan yang secara efisien mengacu isi sebuah dokumen tertentu.

Fitur lain yang tidak kalah menarik adalah Spaces yang menghadirkan monitor semu (virtual monitor), menghadirkan 16 layar berbeda dalam ukuran penuh. Penggunaan Mac OS 10.5 ini bisa "memarkir" layar tertentu yang berisi program, aktivitas, atau proyek yang sedang dikerjakan, misalnya untuk e-mail dan aplikasi chatting pada Layar 1, aplikasi Photoshop pada Layar 2, dan seterusnya.

Perangkat lunak layar semu seperti Spaces memang bukan sesuatu yang baru, tetapi pada sistem Mac OS 10.5 yang baru ini menghadirkan pengalaman yang berbeda dan menyenangkan. Derasnya informasi yang kita terima, serta dimungkinkannya berbagai aplikasi dijalankan secara bersamaan, menjadikan Spaces bermanfaat.

Desain ulang

Memang terdapat perbedaan yang mencolok antara Mac OS 10.5 dan versi sebelumnya, Mac OS 10.3 Tiger ataupun Mac OS 10.4 Panther. Setelah Kompas mencoba si Macan Tutul selama beberapa saat, sistem operasi terbaru Apple ini terasa lebih mudah digunakan dan menyenangkan buat siapa pun, bahkan para pemula sekalipun.

Mac OS 10.5 Leopard memberikan lebih berkesan sebagai permulaan daripada kelanjutan perbaikan sistem operasi yang dikembangkan Apple sebelumnya (lihat juga Kompas 3/11/ 2003). Sistem operasi Leopard condong untuk menampilkan segala sesuatunya secara berbeda, seperti perbedaan mencolok antara Windows XP dan Vista, dengan melakukan desain ulang elemen-elemen visual antarmuka yang langsung berhubungan dengan penggunanya.

Banyak hal yang berubah dalam sistem operasi Apple yang baru ini. Harapan pun berkembang agar sistem operasi Apple ini bisa berdiri sendiri, tidak lagi terkait dengan perangkat keras komputer buatan Apple. Kalau saja Mac OS 10.5 bisa menghasilkan komputer kloning yang berjalan di atas komputer merek apa pun, akan banyak orang yang mungkin akan migrasi menggunakan sistem operasi yang intuitif dan mudah digunakan ini.

Sistem operasi Mac OS 10.5 yang disebut Leopard dijual lebih murah ketimbang Windows Vista buatan Microsoft. Para pengguna sistem operasi pada komputer Apple ini bisa mengandalkan berbagai fitur aplikasi sebagai kesatuan utuh, yang membawa pengalaman penggunaan komputer yang berbeda dengan sebelumnya.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar: