Kriteria Dasar Pengelolaan Sistem Informasi

Kriteria dasar pengelolaan Sistem Informasi.
1. Inersia budaya. Pola lama masih kuat mendominasi. Pengalihan terjadi secara satu-satu (one-to one change over) dari sistem lama kesistem baru. Komputerisasi hanya mempercepat tanpa memberi dimensi baru yang menjanjikan. Sistem Informasi belum dirasakan sebagai penyelamat bagi suatu organisasi. Terdapat tumburan dua gelombang dimana sistem informasi ada dipersimpangan antara pola lama dengan pola baru. Sistem lama yang manual berorientasi klerikal. Orientasi pada data, bukan informasi. Ini terbawa ke-era berikut bahkan sampai memasuki era jejaring global. Karena orientasinya masih pada data dan belum informasi, muncul pertanyaan, apa yang diperoleh dari hubungan jejaring kecuali memenuhi kesenangan (entertainment). Selama pola berpikir masih terpaku demikian, hubungan jejaring yang bermanfaat untuk kepentingan riel organisasi hanyalah Electronic Mail (E-mail), atau untuk memenuhi kesenangan individual.
2. Orientasi bagan organisasi. Organisasi punya struktur dan fungsi-fungsi agar organisasi berjalan memenuhi tugas pokoknya. Pola ini sudah lama berjalan sehingga menjadi suatu yang baku. Teori manajemen membatasi rentang kendali (span of control) pada 5 sampai 7. Organisasi lalu menjadi hirarkis berbentuk pohon yang akarnya terus menjalar kebawah, untuk menampung rentang kendali. Birokrasi yang merugikan muncul dari bentuk ini disamping kekuatan yang dibawanya. Informasi sebaliknya, menuntut hubungan cepat antara semua simpul terkait dalam organisasi. Bila tidak, arus data dan informasi berjalan berliku-liku dan kehilangan enersi dalam perjalanan. Faktor ini cukup fundamental. Tambah menonjol lagi dengan adanya hubungan informasi global. Gambar 1 adalah struktur organisasi hirarkis.

3. Orientasi fungsi.
Tugas pokok dijabarkan kedalam fungsi-fungsi. Fungsi ini yang ditumpangi keatas struktur organisasi yang hirarkhis dan birokratis menambah kemajemukan jalannya data dan informasi. Gambar 2 menvisualisaikan arus data dan informasi. Gambar 3 menggelar-kan batas-batas daerah fungsi. Pulau-pulau kuasa secara kuat mempertahankan hak masing-masing secara tegas sambil minta pihak penyedia data dan informasi untuk memenuhi kebutuhannya.
5. Pada era-5, kemandirian pemakai sudah ditangannya sendiri dan tidak dapat lagi melemparkan kewajiban ini kepihak lain. Hubungan berbasis jejaring tidak memberikan kesempatan kepada simpul yang tidak siap. Tanpa perubahan paradigma maka kerugianlah yang akan diderita.

6. Orientasi proses.
Solusi kebutuhan informasi melibatkan banyak pihak. Antar fungsi maupun antar tingkat pembuatan keputusan. Organisasi dan prosedur yang hirarkhis pasti menyebabkan arus data dan informasi berjalan secara berliku. Dari sisi proses, peranan inti dari masing-masing pihak yang terlibat relatip sedikit. Dengan menyadari kenyataan ini, masing-masing pihak dapat memberdayakan (empower) sumber dayanya untuk memperoleh hasil yang cepat dan berdaya guna.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar: